Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida
subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan,
air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka
memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit
(berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak
lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih
pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan
pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Anatomi lintah
Dari hasil kajian-kajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan, telah
diketahui bahwa lintah mengandung banyak zat yang penuh manfaat bagi
tubuh manusia. Berikut ini antara lain zat-zat yang terkandung didalam
lintah:
- Nitric Oxide. (Nitrogen dioksida): pada tahun 1998 Hadiah Nobel untuk fisiologi telah dianugerahkan kepada Robert Furchgott, Prof Louis Ignarro dan Ferid Murad yang menemukan pertalian Nitric Oxide (NO) yang kemudian digunakan dalam ramuan Viagra. Dalam satu kajian ilmiah Universiti Purdue, lintah jenis Hirudo Medicinalis dikenal dapat mengeluarkan NO secara alami. Sementara kajian ilmah lainnya mengatakan bahwa NO dapat menyelesaikan 90% masalah kegagalan ereksi kaum lelaki. Vagina dan klitoris wanita apabila tersentuh oleh usur NO ini juga dapat meningkatkan rangsangan seksual, dimana NO tersebut akan memberi stimulus ke syaraf-syaraf yang memacu gairah seksual wanita.
- Hirudinea: adalah zat yang dapat menghalang pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir tidak membeku, unsur Hirudo medicinalis dipakai dalam operasi syaraf-syaraf yang kecil, misalnya operasi pada telapak tangan, untuk mengembalikan aliran darah yang buntu atau saluran darah yang tersumbat.
- Histamine: adalah zat yang berfungsi sebagai pengembang. Zat pengembang ini di temukan pada bagian ludah lintah.
- Hyaluronidase: Zat yang berasal dari ludah lintah yang termasuk dalam jenis obat bius, pencegah pembekuan darah (hirudin), vasodilator lokal (histamine) dan satu enzim (hyaluronidase).
- Thrombin: Zat yang mengaktifkan konversi dari fibrin dari fibrinogen dan meningkatkan pembekuan. Trombosa adalah formasi dari satu gumpal darah di dalam satu pembuluh darah, yang sering menghalangi aliran darah. Trombosa akan terjadi apa bila tubuh mengalami luka. Lokasi paling umum dari trombosa berada di dalam pembuluh darah dari kaki.
- Anti Kolagen: zat yang keluar dari air liur lintah atau spesies sejenis berdasarkan hasil penelitian ternyata dapat digunakan untuk perawatan dan pengendalian Trombosit. Zat ini dapat berfungsi sebagai penunda penuaan dan dapat digunakan sebagai bagian bahan dasar kosmetika.
Khasiat Lintah Bagi Tubuh Manusia
Lintah adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida dengan sub
kelas Hirudinea, lintah dapat hidup di darat, air tawar dan air asin.
Lintah atau pacet adalah hewan hermaprodit atau berkelamin ganda seperti
halnya dengan cacing, begitupun juga dengan lintah. Lintah sangat
bermanfaat untuk manusia terutama lintah itu dimanfaatkan untuk
kesehatan manusia.
Semua spesies lintah tergolong dalam golongan hewan carnifora atau
hewan pemakan daging. Meski binatang penghisap darah ini sering dibenci
oleh manusia akan tetapi hewan bernama lintah itu sangat bermanfaat
sekali untuk manusia. Salah satu manfaat lintah adalah, pada tubuh hewan
lintah mengandung antikoagulan atau anti pembekuan darah dan lintah
juga mengandung zat-zat lain seperti penisilin, anti radang dan anestesi
untuk pembiusan.
Lintah banyak manfaatkan terutama untuk terapi kesehatan yang dikenal
dengan nama terapi Hirudo Medicinalis yang telah dimanfaatkan sejak
abad ke 18. Sebuah riset yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa
terapi lintah yang dilakukan bersama dengan pengobatan medis atau herbal
mampu dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas obat. Sampai sekarang
belum ada catatan data mengenai efek samping dari terapi lintah untuk
kesehatan. Terapi yang menggunakan lintah sebagai media dapat
menstabilkan kadar hormon serotonin yang bermanfaat untuk melancarkan
aliran peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf yang halus yang
berada di kepala.
Beberapa indikasi umum yang dapat dilakukan pada terapi sedot lintah adalah:
- Reaksi Inflamasi
- Penyakit jantung
- Rematik
- Tendovaginitis dan tendinitis
- Vena dan varises vena.
- Arthtosis
- Radang sendi dan tegang otot.
- Antidyscratic terapi dari racun dan penyakit mental
- Trombosis dan emboli
- Stagnasi darah dan kondisi kejang
- Vertebrogenic Pain Syndrome
- Transudates dan eksudat
Selama proses penyedotan darah dari terapi sedot lintah, lintah
tersebut mengeluarkan semacam campuran kompleks yang berbeda secara
biologis dan zat aktif kadalam luka gigitan lintah. Dari hasil
kajian-kajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan para pakar,
menyebutkan bahwa lintah mengandung zat-zat yang sarat manfaat bagi
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar